Kunjungan KEMENPERIN | Inovasi untuk Kemajuan Bangsa | 26 April 2025

Yogyakarta 26 April 2025 | Inovasi Untuk Kemajuan Bangsa | Mesin Demesocarper

Indonesia adalah salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Tingginya permintaan kebutuhan minyak sawit dunia tentu harus diimbangi dengan peningkatan produksi. Indonesia bahkan merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, menyumbang sekitar 58% dari total produksi minyak sawit dunia. Selain itu, Indonesia juga menjadi eksportir minyak sawit terbesar, dengan pangsa pasar lebih dari 55% dari total ekspor minyak sawit di dunia. 

Seperti kita ketahui bersama bahwa minyak sawit memiliki berbagai manfaat, baik sebagai bahan pangan, bahan baku industri, maupun untuk kesehatan serta sebagai sumber energi terbarukan. Inovasi-inovasi yang berkaitan dengan proses produksi sangat dibutuhkan, agar peningkatan dan efisiensi produksi bisa tercapai. 

YPTI Bersama beberapa partner berkolaborasi untuk mengembangkan mesin-mesin pengolahan sawit berbasis teknologi. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan produksi. 

Kunjungan KEMENPERIN melalui Direktorat Jendral Agro ke YPTI merupakan salah satu bentuk keseriusan pemerintah untuk mengajak industri-industri dalam negeri ikut andil berkontribusi dalam berinovasi mengembangkan mesin-mesin pendukung produksi.

Langkah tersebut tentu akan membawa manfaat besar baik bagi pemerintah, maupun pelaku industri itu sendiri. Kemudian dan yang tak kalah penting adalah dapat meningkatkan kesejahteraan bagi para petani kelapa sawit. Melalui "kerja cerdas" ini, besar harapan kami agar kolaborasi yang terbentuk dapat terus berlanjut dan menciptakan peluang inovasi dalam pengolahan sumber daya alam lainnya. Untuk menuju Indonesia emas 2045!

PT Dirgantara Indonesia dan YPTI kerja sama penguatan rantai pasok industri pesawat domestik Rabu, 12 March 2025 15:18 WIB

Jakarta (ANTARA) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menjalin kerja sama dengan PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI), dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing dan penguatan rantai pasok industri pesawat nasional.

Kolaborasi ini berupa peningkatan produktifitas dan keandalan mesin produksi PTDI, peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk permesinan baik komponen pesawat maupun suku cadang mesin, serta mengembangkan ekosistem industri manufaktur kedirgantaraan.

Kerja sama tersebut dikukuhkan dalam penandatanganan framework agreement (FA) yang disaksikan oleh Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza di Jakarta, Rabu.

Direktur Produksi PTDI, Dena Hendriana menyampaikan, kerja sama ini menjadi momentum penting dalam pembangunan ekosistem dirgantara nasional, mengingat akan melibatkan lebih banyak pelaku industri lokal.

"Kami berkomitmen untuk meningkatkan TKDN dan mengoptimalkan potensi industri dalam negeri. Kolaborasi ini juga akan memperkaya kapabilitas permesinan PTDI, sehingga kami dapat terus meningkatkan kualitas, kompetensi dan diversifikasi produk dirgantara,” katanya.

Ia menyatakan kerja sama ini sejalan dengan program Making Indonesia 4.0 yang dicanangkan oleh Kementerian Perindustrian, karena mengupayakan untuk mempercepat transformasi industri manufaktur menuju ekosistem berbasis teknologi tinggi dan berdaya saing global.

Selain itu, inisiatif ini juga mendukung kebijakan substitusi impor dan penguatan industri komponen dalam negeri, sebagaimana yang diamanatkan dalam Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Ia mengatakan PTDI diharapkan dapat terus meningkatkan perannya untuk mendorong pengembangan ekosistem industri pesawat terbang, baik sebagai lead integrator dalam manufaktur pesawat maupun sebagai pemicu industri lainnya untuk menaikkan kapasitas dalam menyerap peluang pasar.

Menurutnya, dengan sinergi yang semakin erat, kedua perusahaan siap memasuki fase implementasi guna mengoptimalkan rantai pasok, meningkatkan efisiensi produksi, serta memperkuat kemandirian industri dirgantara Indonesia di kancah global.